Rabu, 22 Juni 2016

Persiapan Menjadi Orang Tua


Ramadhan ke-17. Selama 17 hari juga saya puasa nggak ngotak-atik Mociku, tapi saya kangen >_<. Sebenernya mau latihan, karena kita bakal pisah lama ya Mociku, hiks.
Ceritanya lagi beres-beres "Kotak Kenangan". Barang simpenan seabrek itu kalau nggak diurusin juga lama-lama rusak, disimpen juga nggak banyak manfaatnya, nanti kalau ditanya malaikat,"Untuk apa saya nyimpen barang-barang itu?" saya nggak bisa jawab, hiks, alhasil satu per satu mulai saya kurangin, yang masih bagus saya bagiin ke anak-anak yang lagi jalan pagi, kaget dah mereka ini kenapa ada orang tiba-tiba kasih barang-barang nggak jelas, haha. 

Agak aneh sih yang saya kumpulin, kayak surat undangan nikahan (udah sejak SD saya kumpulin di dalam kotak sarung gajah duduk), suvenir nikahan (ngumpulin dari SD juga di dalam kotak sepatu, entah apa merknya), diari-diari (udah kosong isinya, pernah suatu hari dibaca sodara saya, saya kaget, malu, isinya udah lupa sih, tapi banyak nyeritain sodara-sodara saya, hihi, dan saya musnahkan itu tulisan di atas api yang membara, yah mending saya posting aja sebelum memori saya musnah dengan keadaan seperti itu), oleh-oleh sama hadiah dari temen-temen, dan barang-barang yang saya anggap punya nilai sejarah dalam hidup saya, ceileh...

Nah, postingan ini salah satunya.

Senin, 5 Mei 2014. Saya lagi males masuk kuliah (jangan dicontoh ya, hehe), denger-denger ada Seminar di GSG FKIP Unsri Indralaya, ke sana aja lah. Saya berhasil menggaet satu orang teman saya, hahaha, kenapa cuma satu? Karena yang lainnya mau masuk kelas, hehe. "Seminar Parenting 2014, temanya "Melukis Pelangi Masa Depan di Atas Kertas Putih" yang diselenggarakan oleh HMPAUD. Berikut resume materi pertama dengan sedikit tambahan:

Bismillaahirrohmaanirrohiim..

Persiapan Menjadi Orang Tua 
Oleh: Bunda Sri Sumarni 
 
Tahapan Menjadi Orang Tua: 
  1. Mencari Calon Suami/ Isteri. Pepatah lama mengatakan, carilah pendamping berdasarkan bibit, bebet, dan bobot, maksudnya bagaimana tuh? Pilih pasangan jangan asal ketemu di jalan, falling in love at the first sight, terus nikah tanpa mengetahui latar belakang pasangan (sifat, keluarga, pekerjaan, dll), karena kita akan menghabiskan sepanjang hidup kita bersama (cerai kan dibenci Allah), mending pikir-pikir deh. Jadi cari yang bagaimana? Al-Bukhari rahimahullâh berkata (9/132): Musaddad mengabarkan kepada kami, dia berkata: Yahya mengabarkan kepada kami dari dari ‘Ubaidillah, ia berkata: Sa’id bin Abi Sa’id mengabarkan kepadaku dari bapaknya, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَجَمَالِهَا، وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
    “Wanita itu dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, kemuliaan nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka nikahilah wanita yang baik agamanya niscaya kamu beruntung.” Hadits tersebut diriwayatkan pula oleh Al-Imam Muslim (2/1086). Lah, terus gimana kriterianya Future Husband? Dalam seminar dikatakan pilihlah yang seagama, kuat atau baik agamanya, berakhlak mulia, dan pekerja keras. Ada juga kartun muslim oleh Ayhumaeni: "Pilihlah laki-laki yang dapat menjaga pandangannya, menjaga lisannya, menjaga hatinya, menjaga perbuatannya, dan menjaga sholatnya, maka ia pun akan menjagamu," eaaa. Ada juga versi komplitnya dalam sebuah website: Petunjuk mencari suami: beragama islam, taat beragama dan baik akhlaknya, menjauhi kemaksiatan, kuat semangat jihadnya, dari keluarga yang shalih, taat kepada orang tuanya, mandiri dalam ekonomi. Juga ditambahkan untuk petunjuk memilih istri: pandai menyimpan rahasia, subur, tabah menderita, bukan pencemburu buta, perangai dan kata-katanya menyenangkan, mudah dilamar, besar cintanya, patuh dan taat, hemat, besar kasih sayang kepada anak kecil. Hiks, malu nya.. Diri sendiri masih pas-pasan gini. Untung aja dikasih kiat-kiatnya: Memperbaiki Diri, Tidak Putus Asa Dalam Berdo’a, Memperbanyak Ibadah Sunnah, Memiliki Kriteria yang Tidak Muluk, Memperluas Pergaulan, Meminta Bantuan Orang Lain, Menyatakan Hasrat Secara Langsung.
  2. Komitmen atau Pernikahan,  Alhamdulillah.. Masuk tahap kedua, pernikahan. Nggak banyak resumenya, hanya beberapa tanggung jawab sebai suami isteri. Kewajiban Suami: 1. Memberi nafkah lahir dan bathin, 2. membayar mas kawin kepada isteri, 3. menjaga maruah isteri, 4. memberi layanan yang baik, 5. memberi didikan agama, 6. memberi bimbingan dan tunjuk ajar, 7. melindungi dari berbagai ancaman. Kewajiban Istri: 1. Mentaati perintah suami, 2. berdiam di rumah dan tidak keluar kecuali dengan izin suami, 3. memenuhi kebutuhan biologis suami, 4. tidak mengizinkan orang lain masuk rumah kecuali dengan izin suami, 5.  tidak berpuasa sunnah ketika suami ada kecuali dengan izin suami, 6. tidak menginfakkan harta suami kecuali dengan izinnya, 7. menjaga kehormatan, anak, dan harta suami, 8. bersyukur dengan pemberian suami, 9. berdandan cantik dan berhias diri di hadapan suami, 10. tidak menyakiti suami dan tidak membuatnya marah, 11. berbuat baik kepada orang tua dan kerabat suami, 12. berkabung ketika meninggalnya suami selama 4 bulan 10 hari.
  3. Memiliki Buah Hati, 
  4. Menjadi Ortu, 
  5. Menjalani Tanggung Jawab Sebagai Ortu. Tipe Mendidik: Dimissing (Cuek), Rejecting (Melarang), Permissif (Bebas), 3L (Listen, Label, Limit. Sikap ortu terhadap anak: Ortu teladan bagi anak, adil kepada anak, kesabaran dalam mendidik, lemah lembut dalam keluarga, luangkan waktu bersama keluarga. Hak Anak: Mempunyai hak hidup, disusui higga usia 2 tahun, diberi nama yang baik, mendapat pendidikan, diberikan makanan dan keperluan lain, diberi rizki yang halal dan toyib, medapat pendidikan agama, pisahkan tempat tidur putra dan putri, membekali anak dengan keterampilan, memberi kasih sayang, menikahkannya. Dalam sebuah website diulas lebih lanjut mengenai kewajiban orang tua terhadap anak, yaitu memilihkan ayah dan ibu yang baik untuk anak (sebelum menikah), memberinya nama yang bagus dan berarti baik, memberinya air susu ibu, mengajarkan Al-Qur'an, memberi nafkah makanan yang halal, menikahkan anak dengan calon suami/isteri yang baik.
Sekian resume materi pertama. Sedikit ya? Namanya juga resume, hihi, saya juga belum mampu mengulas banyak karena keterbatasan ilmu dan pengalaman saya (ups), hehe. Pendidikan anak selengkapnya masih akan dilanjutkan dengan 2 materi lagi: (1.) MENJADI ORANG TUA IDEAL, (2.) MENGGALI, MELATIH, DAN MENGEMBANGKAN POTENSI ANAK

Silahkan mampir juga ke beberapa alamat di bawah ini:
Mohon maaf bila terdapat kesalahan, mohon ditambahkan atau dikoreksi jika perlu. Silahkan ditambahkan referensi yang dapat diakses. Wallaahu a'lam bish-showab. Astaghfirullaahal'adzhim. Assalamu'alaykum ^_^

0 komentar:

Posting Komentar